Tenang, postingan kali ini ga akan berisi tulisan mengenai
puja-puji pada diri sendiri, tapi yaa nanti aku serahkan kalian masing-masing
lah gimana nilainya.
Menjadi wanita adalah keuntungan, karena alam (mungkin)
lebih berpihak pada kita lewat pekanya perasaan sekaligus kemampuan untuk
menimba wawasan sepadan dengan lelaki. Di jaman emansipasi gini, wanita udah sadar
banget akan posisinya yang istimewa dan bisa manfaatin dengan sangat baik. Kami,
khususnya aku, bertekad untuk jadi kaum terpelajar dan buktiin sama society kalo
wanita tuh bisa mandiri dengan usahanya sendiri. Tumbuh di kalangan terpelajar,
aku jaga pergaulan secara demikian dan berpendirian kalo bodoh itu nular
sementara pendidikan perlu diperjuangkan. Dengan teknologi yang semakin berkembang
dan derasnya aliran informasi dari berbagai penjuru, I feel so blessed with the
opportunity to life in this era. Internet kasih kemudahan buat belajar banyak tiap
hari bahkan di tiap menitnya, bahkan gak jarang hal ini bikin kita ngerasa
adiguna. Beberapa wanita (ehem, aku juga) dengan pengetahuan luas dan filosofi
hidup yang dalam, menyadari misi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan memiliki
modal yang memadai untuk mencapai kesuksesan. Secara psikologis, wanita bisa mengelola
stress lebih baik daripada lelaki. Jadi bisa dipastiin kalo wanita dengan
ambisi akan terlihat berbahaya bagi lelaki sekalipun. Ternyata fenomena ini
dikenal dengan istilah Alpha Female, selanjutnya aku sebut dengan al-fe.
Seringkali aku mendapati diri ga gampang tertarik sama lawan
jenis karena menilai lelaki lebih pada tingkat intelejensi yang sepadan atau
lebih tinggi. Dalam suatu hubungan, wanita jenis ini lebih bersikap layaknya dominatrix.
Err, it wasn’t based on my relationship yaa tapi secara general, female alpha
merasa perlu untuk selalu memegang kendali dalam hubungan di atas lelaki.
Second, lack of female friends. Aku sih bukannya gak punya
temen cewek, tapi ga ada yang bisa dibilang beneran deket. Kebanyakan wanita
akan punya sahabat yang siap sedia dalam keadaan nangis berhari-hari ataupun
foya-foya, you must treasure best friends for the rest of your live! Nah
repotnya, al-fe ga ngerasa punya masalah
yang begitu berat hingga dia harus minta bantuan orang lain, dan ngerasa bahwa
bahagia adalah hasil dari jerih payahnya sendiri, jadi dia nggak ngerasa perlu
banget membagi perasaan itu ke orang lain. Perlu diketahui bahwa al-fe bukan
tipe yang suka ikut campur urusan orang lain dan lebih menghindari bergosip
karena ngerasa itu waste of time, jadi ga suka cerita tentang masalah pribadi
juga. Kalo maksut aku sih (mungkin) baik, biar ga ada orang ngomongin jelek
soalnya aku ga mau diomongin jelek juga. See? This is much more complicated
than you think! ._.
Third, cherish live at it’s fullest. Al-fes are strongly against boundaries. Kami punya keyakinan “so many things to do in this limited time”
so, this kind of woman have an urge to be successful as soon as possible then
she can enjoy her wealth in proper ways. She really knows her standard and
pursuing her dream. Dan ga ada seorang pun yang paham kecuali dia. Jadi, ketika
seorang ngomong nggak boleh atau nggak mungkin pada passion al-fe, seketika dia
jadi defensif dan mendebat argumen itu sampai orang itu ngaku salah atau argumen
dia sendiri terpatahkan. Just because she wants to prove whether that person is
wrong or s/he have more intellegence and wisdom. Kenapa? Karena setiap argumen
al-fe sudah melewati berbagai pertimbangan logika dan prinsip yang dia pegang
teguh. Begitu keras kepalanya wanita ini, bahkan dia mampu mengabaikan rasa
sensitif dan menumpulkan hati demi terasahnya logika yang ia pikir lebih dapat
diandalkan untuk survive. Di sinilah aku ngaku salah...
All my life I’ve been proud of myself, karena ngerasa udah bisa
ngelihat dalam berbagai sudut pandang dan merencanakan berbagai hal dalam
jangka panjang. Bahkan dengan simulasi pikiran yang rumit, aku bisa kasih
pertimbangan pro-kontra dan tindakan preventif untuk mencegah hal yang ga
diinginkan. But you know? It’s only in my mind. My mind being so busy but my
heart become dull. Akalku mencari cara untuk menghindarkan hati dari terluka
tanpa menyadari bahwa hati sudah terlalu berdebu. Gelasku terlalu penuh untuk
menerima pandangan baru yang tidak sesuai prinsipku. Jika dapat ditarik satu
kesimpulan,semua perilakuku selama ini bermuara pada kesombongan. Kalau aku
umpamakan orang dengan buku, maka orang sombong tak lebih dari sekedar buku
yang tertutup. Tak peduli betapa banyak hal hebat yang dikandungnya, tak peduli
betapa tebalnya ia akan pilihan kata nomor wahid, buku yang tertutup tidak ada
gunanya.
Hari ini aku disadarkan bahwa cara belajar paling baik adalah
membuka diri akan segala kemungkinan dan memberikan apresiasi pada apa dan
siapa saja. Hari ini aku belajar bahwa obat kesombongan adalah memberikan
pelayanan pada sesuatu yang bukan bidangku, sesuatu yang baru atau aku tidak
begitu suka melakukannya. Melakukan segala hal bodoh yang dicegah oleh
pikiranku yang terlalu rumit memikirkan apa konsekuensi yang akan kutanggung
nantinya. Mungkin aku akan terjatuh, mungkin aku akan terluka, dan aku perlu
kasih diriku kesempatan untuk merasakan itu. That is sound so bizzare for me, karena
aku terlalu takut jika hidup tidak sesuai ekspektasiku. “It is true life would
not be as you expected, but it will be greater!” he said.
Because life is what’s going on when you busy making plans.
Life is what you’ve been missed when you argue about what is right.
I learn this from my partner, whom I look at as a misunderstood
person that have experienced many bad things going on around him and how he depend
on person who care for him because his lack of attention. I look down on him so
much that I feel didn't deserve his affection for all this time. I know this is
sound cheesy, but I really can feel God presence inside him, and that’s why I’m
fallen for him. But sometimes I forget to accept his humanity and demand
spiritual guide all the time, I've been so selfish indeed. After all, a
misguided God is the one who needs hug the most..
Bukan, partner saya bukan yang ini~ |
PS: When I talk about someone, I make it tricky for them to understand.
But if they do, they deserve my respect. It is my nature, pardon.